Musim liburan adalah
musim di mana jalan raya akan sangat padat dengan kendaraan. Jalan-jalan
utama akan sangat macet karena meningkatnya volume kendaraan pribadi.
Untuk menuju tujuan wisata pun, Anda harus siap melintasi jalan jalan
mendaki dan menurun. Khusus pada jalan menurun yang juga memiliki risiko
tinggi timbul kecelakaan, performa sistem pengereman harus handal.
Panas berlebih pada sistem rem bisa muncul jika kendaraan terlalu sering menggunakan rem untuk menghentikan laju kendaraan di jalan menurun, terlebih dengan muatan besar. Hal inilah yang bisa menyebabkan terjadinya gejala rem blong atau malah malfungsi sistem pengereman.
Aplikasi engine brake ini erat kaitannya dengan transmisi. Efek dari engine brake akan lebih terasa ketika di jalan menurun adalah dengan menurunkan gigi transmisi dari tinggi ke rendah (down shift). Namun di sisi lain, engine brake juga mampu meminimalkan penggunaan bahan bakar.
Hal ini karena ketika engine brake dilakukan, mesin dalam keadaan cut off. Mesin digerakan oleh poros yang masih mendapatkan gaya dorong dari roda yang berputar. Jadi, agar sistem pengereman tetap terjaga dengan baik dan irit BBM saat mudik, engine brake menjadi cara yang bisa ditempuh.
Lalu bagaimana cara pengunaan engine brake yang benar untuk mobil dengan transmisi manual dan otomatis? Dilansir dari laman Toyota, kita simak ulasannya dihalaman berikut:
Mobil Transmisi Manual
Untuk mobil bertransmisi manual, melakukan engine brake adalah dengan cara menurunkan tuas transmisi ke posisi lebih rendah. Nah, yang perlu diingat adalah menurunkan posisi gigi secara gradual. Sementara jika melakukan perpindahan gigi secara melompat bisa mengakibatkan kerusakan pada mesin.
Pasalnya, adanya lonjakan putaran mesin secara mendadak. Perhatikan putaran mesin sebelum memindah ke gigi lebih rendah. Perpindahan gigi dapat dilakukan di kisaran 3.000 rpm.
Mobil Transmisi Manual
Untuk mobil bertransmisi manual, melakukan engine brake adalah dengan cara menurunkan tuas transmisi ke posisi lebih rendah. Nah, yang perlu diingat adalah menurunkan posisi gigi secara gradual. Sementara jika melakukan perpindahan gigi secara melompat bisa mengakibatkan kerusakan pada mesin.
Pasalnya, adanya lonjakan putaran mesin secara mendadak. Perhatikan putaran mesin sebelum memindah ke gigi lebih rendah. Perpindahan gigi dapat dilakukan di kisaran 3.000 rpm.
sumber berita
Panas berlebih pada sistem rem bisa muncul jika kendaraan terlalu sering menggunakan rem untuk menghentikan laju kendaraan di jalan menurun, terlebih dengan muatan besar. Hal inilah yang bisa menyebabkan terjadinya gejala rem blong atau malah malfungsi sistem pengereman.
Aplikasi engine brake ini erat kaitannya dengan transmisi. Efek dari engine brake akan lebih terasa ketika di jalan menurun adalah dengan menurunkan gigi transmisi dari tinggi ke rendah (down shift). Namun di sisi lain, engine brake juga mampu meminimalkan penggunaan bahan bakar.
Hal ini karena ketika engine brake dilakukan, mesin dalam keadaan cut off. Mesin digerakan oleh poros yang masih mendapatkan gaya dorong dari roda yang berputar. Jadi, agar sistem pengereman tetap terjaga dengan baik dan irit BBM saat mudik, engine brake menjadi cara yang bisa ditempuh.
Lalu bagaimana cara pengunaan engine brake yang benar untuk mobil dengan transmisi manual dan otomatis? Dilansir dari laman Toyota, kita simak ulasannya dihalaman berikut:
Mobil Transmisi Manual
Untuk mobil bertransmisi manual, melakukan engine brake adalah dengan cara menurunkan tuas transmisi ke posisi lebih rendah. Nah, yang perlu diingat adalah menurunkan posisi gigi secara gradual. Sementara jika melakukan perpindahan gigi secara melompat bisa mengakibatkan kerusakan pada mesin.
Pasalnya, adanya lonjakan putaran mesin secara mendadak. Perhatikan putaran mesin sebelum memindah ke gigi lebih rendah. Perpindahan gigi dapat dilakukan di kisaran 3.000 rpm.
Mobil Transmisi Manual
Untuk mobil bertransmisi manual, melakukan engine brake adalah dengan cara menurunkan tuas transmisi ke posisi lebih rendah. Nah, yang perlu diingat adalah menurunkan posisi gigi secara gradual. Sementara jika melakukan perpindahan gigi secara melompat bisa mengakibatkan kerusakan pada mesin.
Pasalnya, adanya lonjakan putaran mesin secara mendadak. Perhatikan putaran mesin sebelum memindah ke gigi lebih rendah. Perpindahan gigi dapat dilakukan di kisaran 3.000 rpm.
sumber berita
0 comments:
Post a Comment